Dalam Air Ku Renung Biasannya...
Terpancar Wajah Seorang Aku...
Wajah Yang Sering Mendampingi...
Setiap Detik Ketika & Waktu...
Dalam Cermin Ku Renung Kilauannya...
Terpancar Lapisan Cahaya Menerangi...
Cahaya Yang Sentiasa Bersinar...
Setiap Detik Ketika & Waktu...
Dalam Inti Daging Tubuhku...
Bersusun Urat Laksana KalimahMu...
Menyirat Cahaya Ke Pelesuk Rata...
Membawa Berita Setiap Ketika...
Di Dalam Cahaya Ada Cahaya...
Memberi Tenaga Secukup Rasa...
Tidak Terlebih Tidak Terkurang...
Semuanya Tepat Dalam Bilangan...
Di Tengah Dada Timbul Pancaran...
Cahaya Bersinar Menyilau Mata...
Pancaran Sakti Menyusup Sanubari...
Dari Apa Yang DiGelar Mata Hati...
Aku Lihat Engkau Jalan Melintasi...
Susuk Tubuh Persis Di Dalam Bayangan...
Cukup Serba Serbi Dalam Penciptaan...
Namun Ku Gagal Melihat Kilauanmu...
Kau Masih Lagi Berada Di Situ...
Di Pangkal Jalan Di Bibir Bayang...
Terus Terketar Kaki Dan Tangan...
Belum Terensot Seinci Jua...
Kau Lihat Cahaya Di Hujung Jalan...
Memancar Tubuhmu Mencipta Bayang...
Bayang Yang Pasti Musnah Tanpa Cahaya...
Namun Kau Kagum Dengan Kelibatmu itu...
Bayangan Hidup Adalah Fatamorgana...
Tanpa Wajah Tetapi Bersusuk Gagah...
Mempersona Manusia Dalam Kegelapan...
Alpa Terus Kepada Kejadian...
Kau Lihat Kita Serupa Serba Serbinya...
Namun Kau Lupa Pada Tangga Yang Ada...
Tersedia Laksana 7 Tingkat Firdaus...
Menanti Laksana 7 Jurang Jahannam...
Wahai Kawan Yang Masih DiIngatan...
Renunglah WajahMu Di Dalam Air...
Tenunglah RupaMu Di Depan Cermin...
Terimalah Hakikat Walaupun Pahit...
Kita Memang Sekilas Serupa...
Tetapi Memang Pastinya Berbeda...
Cukuplah Sampai Di Sini Sahaja...
Kerna Esok Matahari Kita Pasti Berbeda...
Terpancar Wajah Seorang Aku...
Wajah Yang Sering Mendampingi...
Setiap Detik Ketika & Waktu...
Dalam Cermin Ku Renung Kilauannya...
Terpancar Lapisan Cahaya Menerangi...
Cahaya Yang Sentiasa Bersinar...
Setiap Detik Ketika & Waktu...
Dalam Inti Daging Tubuhku...
Bersusun Urat Laksana KalimahMu...
Menyirat Cahaya Ke Pelesuk Rata...
Membawa Berita Setiap Ketika...
Di Dalam Cahaya Ada Cahaya...
Memberi Tenaga Secukup Rasa...
Tidak Terlebih Tidak Terkurang...
Semuanya Tepat Dalam Bilangan...
Di Tengah Dada Timbul Pancaran...
Cahaya Bersinar Menyilau Mata...
Pancaran Sakti Menyusup Sanubari...
Dari Apa Yang DiGelar Mata Hati...
Aku Lihat Engkau Jalan Melintasi...
Susuk Tubuh Persis Di Dalam Bayangan...
Cukup Serba Serbi Dalam Penciptaan...
Namun Ku Gagal Melihat Kilauanmu...
Kau Masih Lagi Berada Di Situ...
Di Pangkal Jalan Di Bibir Bayang...
Terus Terketar Kaki Dan Tangan...
Belum Terensot Seinci Jua...
Kau Lihat Cahaya Di Hujung Jalan...
Memancar Tubuhmu Mencipta Bayang...
Bayang Yang Pasti Musnah Tanpa Cahaya...
Namun Kau Kagum Dengan Kelibatmu itu...
Bayangan Hidup Adalah Fatamorgana...
Tanpa Wajah Tetapi Bersusuk Gagah...
Mempersona Manusia Dalam Kegelapan...
Alpa Terus Kepada Kejadian...
Kau Lihat Kita Serupa Serba Serbinya...
Namun Kau Lupa Pada Tangga Yang Ada...
Tersedia Laksana 7 Tingkat Firdaus...
Menanti Laksana 7 Jurang Jahannam...
Wahai Kawan Yang Masih DiIngatan...
Renunglah WajahMu Di Dalam Air...
Tenunglah RupaMu Di Depan Cermin...
Terimalah Hakikat Walaupun Pahit...
Kita Memang Sekilas Serupa...
Tetapi Memang Pastinya Berbeda...
Cukuplah Sampai Di Sini Sahaja...
Kerna Esok Matahari Kita Pasti Berbeda...
sifu mirza
ulu yam
220109
5 comments:
Berbeda hanya segi cahaya
Berbeda kerna jarak antara kita
Namun...
Kita tetap memandang matahari yang serupa
Dari satu dunia yang sama
mmg kita berbeda..
walau kesudahannya, kita tetap sama.. di pdg mahsyar, semuanya sama...
tapi masih berbeda.. amal kita yg akan membedakan kita...
sangat dalam maksudnya shemmi...
mungkin juga dunia mereka berbeza...
;-)
tepat sekali kts...
di padang mahsyar kita sama-sama dihitung...
sama-sama disoal...
ya.. amalan yang membedakan kita...
:-)
: )
menyelami dunia di sebalik 'Aku'..
'Aku' ini ada dalam setiap kita, dan ia pastinya berbeza..
Post a Comment